Kategori

yuk.. mondok di PONPES MAMBA'UL HUDA

Hari Pahlawan dan Fatwa Resolusi Jihad NU

 

 Sejarah Hari Pahlawan Setiap tanggal 10 November, Bangsa Indonesia selalu memperingati Hari Pahlawan. Di hari itu, kita semua mengenang kembali dan berterima kasih kepada semua pejuang yang telah berjuang merebut kemerdekaan Negara Indonesia.

Tapi tempekah anda kenapa peringatan ini jatuh di tanggal 10 November? Cerita bersejarah seperti apa yang melatar belakangi tanggal ini dijadikan sebagai Hari Pahlawan? Kalau anda ingin tempe  lebih banyak, silakan lanjut membaca, ya.

Sejarah Hari Pahlawan di Tanggal 10 November

Pengorbanan para pejuang kemerdekaan tentu saja sangatlah besar. Bukan hanya berpeluh keringat saja, banyak juga pejuang yang berguguran demi bisa mendapatkan kemerdekaan seperti yang bisa kita nikmati sekarang ini.

Nah, selain untuk memberikan penghargaan besar kepada semua pejuang itu, dicetuskannya tanggal 10 November sebagai Hari Pahlawan juga sebagai salah satu bentuk pelajaran sejarah yang sangat bermakna bagi bangsa Indonesia.

Kita jadi tahu betapa besar dan berharganya perjuangan mereka hingga kita bisa menikmati semua hasil jerih payah itu sampai saat ini. Untuk itu kita perlu mengetahui juga sejarah Hari Pahlawan yang selalu kita peringati di tanggal 10 November.

 



Latar belakangnyaadalah sebuah kejadian di Surabaya yang melibatkan pertempuran besar antara  pemuda dan santri yang tergabung dalam arek arek  Suroboyo dengan para penjajah. Pertempuran ini merupakan pertempuran terbesar dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia.

Pertempuran ini juga menjadi sebuah simbol perjuangan para pahlawan Indonesia yang menolak aksi kolonialisme. Peristiwa ini terjadi tepat di tanggal 10 November tahun 1945, setelah Bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya di tanggal 17 Agustus pada tahun yang sama.

Pertempuran ini bermula ketika Jenderal Robert Mansergh menjatuhkan ultimatum pada seluruh rakyat Indonesia agar menyerahkan senjata di waktu yang telah mereka tentukan, yakni pada pukul 6 pagi di tanggal 10 November.

Pada saat itu, Jenderal Robert Mansergh menggantikan posisi dari Jenderal Mallaby yang tewas karena peristiwa baku tembak yang juga terjadi di Surabaya pada tanggal 30 Oktober 1945. Ia ingin bangsa Indonesia menyerah kepada tentara Inggris.

Akan tetapi, Tentara Keamanan Rakyat yang merupakan angkatan perang pertama yang dibentuk oleh Pemerintah Indonesia dengan tegas menolak ultimatum yang diberikan oleh Jenderal Robert Mansergh.

.

Selain itu tentara Inggris juga menghancurkan ribuan angkatan darat, pesawat, kapal perang, dan juga tank milik Indonesia. Mereka mengira dengan serangan sebesar itu, Surabaya akan menyerahkan diri setidaknya dalam waktu 3 hari.

Namun nyatanya, Bangsa Indonesia sama sekali tidak gentar untuk tetap memberikan perlawanan kepada tentara Inggris di bawah pimpinan Bung Tomo. Semangat mereka malah semakin membara untuk terus berjuang mengusir penjajah.

Gerakan perlawanan ini bukan hanya datang dari anak-anak muda yang ada di sana saja, melainkan juga seluruh kalangan masyarakat hingga pemuka agama sekalipun. Semuanya membentuk perlawanan yang kuat terhadap serangan besar yang dijatuhkan oleh tentara Inggris.

Sejarah Hari Pahlawan yang sangat kelam ini berlangsung selama 3 minggu hingga akhirnya berhenti. Ada sampai belasan ribu pejuang yang gugur dalam pertempuran itu dan juga sangat banyak warga sipil yang mengungsi dari Surabaya untuk mencari tempat yang aman.

 

Kaitan Antara Peristiwa 10 November dengan Resolusi Jihad     

Tak Ada Hari Pahlawan Tanpa Resolusi Jihad

Menurut Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Marwan Jafar, ada beberapa catatan penting sebagai refleksi bersama tentang makna Hari Pahlawan, yang selama ini lepas dari pengamatan. Pertempuran dahsyat 10 November 1945 itu tak bisa lepas dari kejadian-kejadian sebelumnya.

Ada peristiwa besar yang mendahului lahirnya pertempuran 10 November tersebut, yaitu adanya fatwa Resolusi Jihad yang digulirkan Pendiri Ormas Nahdhatul Ulama (NU) Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945, salah satu isi Resolusi Jihad NU adalah mewajibkan bagi umat Islam, terutama NU, untuk mengangkat senjata melawan penjajahan Belanda dan sekutunya yang ingin berkuasa kembali di Indonesia.

Kewajiban ini merupakan perang suci (Jihad). Kewajiban ini bagi setiap muslim yang tinggal radius 94 kilometer. Sedangkan mereka yang berada di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material bagi mereka yang berjuang

"Fatwa Resolusi Jihad tersebutlah yang memantik semangat pertempuran seluruh rakyat Indonesia untuk saling bahu membahu dalam satu tekad dan tujuan, yaitu mengusir segala bentuk penjajahan di muka bumi Indonesia sampai titik darah penghabisan," tambah Marwan.

Fatwa Resolusi Jihad tersebut, lanjut Marwan, merupakan wujud kecintaan ulama terhadap bangsa ini sekaligus sebagai bentuk komitmen para ulama dan para santri untuk mengisi kemerdekaan Indonesia yang di deklarasikan tiga bulan sebelumnya.

"Namun dalam sejarah bangsa Indonesia, adanya fatwa Resolusi Jihad seakan dinafikkan begitu saja. Padahal bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah bangsanya," tutur Ketua Fraksi PKB di DPR itu.

5 Fatwa Resolusi Jihad

Dalam resolusi jihad, Kiai Hasyim meminta pemerintah untuk segera meneriakkan perang suci melawan penjajah yang ingin berkuasa kembali. Kontan saja, reolusi tersebut disambut rakyat dengan semangat berapi-api.

Fatwa atau Resolusi Jihad Hasyim berisi lima butir. Dalam buku berjudul Fajar Kebangunan Ulama, Biografi Kiyai Hasyim Asyari yang ditulis Lathiful Khuluq menyebut butir Pertama Resolusi Jihad berbunyi: kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan pada 17 Agustus wajib dipertahankan.

Butir kedua: Republik Indonesia sebagai satu-satunya pemerintahan yang sah harus dijaga dan ditolong. Ketiga: musuh Republik Indonesia yaitu Belanda, yang kembali ke Indonesia dengan bantuan sekutu Inggris, pasti akan menggunakan cara-cara politik dan militer untuk menjajah kembali Indonesia.

Keempat: umat Islam terutama anggota NU harus mengangkat senjata melawan penjajah Belanda dan sekutunya yang ingin menjajah Indonesia kembali.

Ke lima: kewajiban ini merupakan perang suci (jihad) dan merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang tinggal dalam radius 94 kilo meter, sedangkan mereka yang tinggal di luar radius tersebut harus membantu dalam bentuk material terhadap mereka yang berjuang.

Momen Resolusi Jihad ini menjadi cikal bakal diberlakukannya hari Santri Nasional oleh pemerintah Jokowi. 

 

5 hal penting yang perlu direnungkan dalam memperingati Hari Pahlawan. Berikut lima hal tersebut:

1. Mempertahankan dan menegakkan kembali kedaulatan negara kesatuan republik Indonesia merdeka dari rongrongan pihak manapun! 

2. Menghindari mental dan sikap individualistis dan eksklusif yang mengarah pada pengkhianatan dasar negara dan cita-cita luhur para pendiri bangsa yang telah gugur menumpahkan darah, jiwa dan raga demi kemerdekaan Republik Indonesia.

 3. Peristiwa perang 10 Nopember 1945 dalam rangka mempertahankan kemerdekaan republik Indonesia yang baru merdeka adalah nyata dari hasil ijtihad para ulama NU melalui “Resolusi Jihad NU” 22 Oktober 1945. Dan, sebagai rasa hormat dan terimakasih yang tak terkira dari generasi penerusnya, maka tonggak bersejarah itu wajib dihormati, dan senantiasa diingat serta ditanamkan kembali dalam sanubari, diteladani dan diamalkan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

4. Semangat heroisme dan rela mengorbankan segalanya dari para perintis dan pendiri bangsa patut bahkan wajib dihormati setinggi-tingginya oleh generasi penerus dan pelurus bangsa dalam bentuk menjaga dan merawat persatuan dan kesatuan bangsa dengan sikap saling tolong-menolong, berbagi dan mengasihi sesamanya

 5. Bahwa Bhinneka Tunggal Ika, Pancasila dan Proklamasi 17 Agustus 1945 adalah fakta sejarah bangsa Indonesia yang tidak dapat diingkari dan wajib kita jaga dan rawat, setia sekaligus menolak segala bentuk radikalisme dan paham yang bereserangan dengan Pancasila.

 


 

Posting Komentar

0 Komentar